Wednesday, February 6, 2019

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif yaitu:
a.       Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Peneliti memilih hal-hal yang didapat dari hasil pengamatan terhadap subjek yang diteliti.
b.    Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Dengan mendisplay data, makan akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya melalui hasil pengamatan, yaitu berupa hasil catatan lapangan dan hasil wawancara dalam penelitian. Berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. “looking at displays help us to understand what is happening and to do some thing-further analysis or caution on that understanding” Miles and Huberman (dalam Sa’dun, Akbar 2013:95).
c.  Verifikasi Data
   Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and                   Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Sedangkan verifikasi data peneliti mengumpulkan data yang ada mengenai penelitian tersebut.Proses Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode post positivistik karena berlandaskan pada filsafat post positivisme, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukansecara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:15).
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Dengan demikian, penelitian kualitiatif tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi desekripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang sohih yang dipersyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen, dan melakukan trianggulasi.

Prosedur Pembelajaran

Prosedur Pembelajaran
Secara umum, prosedur pembelajaran dilakukan melalui 3 tahapan yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dan tindak lanjut.
Udin S. Winataputra (dalam Yulianto dkk, 2009:49) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu:
1)    Menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi: membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis.
2)    Apersepsi meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sementara itu, Depdiknas mengemukakan bahwa dalam kegiatan pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi, di dalamnya mencakup: bahwa pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa, motivasi siswa ditumbuhkan dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi siswa, serta siswa didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.
Depdiknas membagi kegiatan inti dalam tiga tahap kegiatan yaitu: eksplorasi, konsolidasi pembelajaran, dan pembentukan sikap dan perilaku.
1)    Kegiatan eksplorasi merupakan usaha memperoleh atau mencari informasi baru. Yang perlu diperhatikan dalam kegitan eksplorasi , yaitu: memperkenalkan materi atau keterampilan baru, mengaitkan materi dengan pengetahuan yang sudah ada pada siswa, mencari metodologi yang paling tepat dalam meningkatkan penerimaan siswa akan materi baru tersebut.
2)    Konsolidasi merupakan negosiasi dalam rangka mencapai pengetahuan baru. Dalam kegiatan konsolidasi pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah: melibatkan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah, meletakkan penekanan pada kaitan struktural, yaitu kaitan antara materi pelajaran baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan di lingkungan, serta mencari metodologi yang paling tepat sehingga menjadi bagian pengetahuan siswa.
3)    Pembentukan sikap dan perilaku merupakan pemrosesan pengetahuan menjadi nilai, sikap, dan perilaku. Yang perlu diperhatikan dalam pembentukan sikap dan perilaku adalah: siswa didorong untuk menerapkan konsep atau pengertian yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, siswa membangun sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari, dan cari metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa.

Pengertian sebuah Sistem

Pengertian Sebuah Sistem
Sistem bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara hanyalah bagian kecil dari suatu sistem. Istilah sistem meliputi sepktrum yang sangat luas. Misalnya manusia, binatang, alam semesta, mobil, motor, lembaga tertentu adalah sebagai suatu sistem. Karena contoh-contoh di atas memiliki komponen-komponen tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu pula. Misalnya manusia. Manusia sebagai suatu sistem, karena manusia memiliki komponen-komponen tertentu yang satu sama lain saling berkaitan. Dalam tubuh manusia, ada komponen mata, hidung, mulut, tangan, kaki, dan sebagainya. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang pasti. Hidung berfungsi untuk mecium, telinga berfungsi untuk mendengar, mata berfungsi untuk melihat, dan sebagainya. Setiap komponen dalam tubuh manusia itu saling berhubungan satu sama lain.
Jadi yang dimaksud dengan sistem adalah sebagai satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari konsep tersebut, ada tiga cirri utama suatu sistem. Pertama, suatu sistem memiliki tujuan tertentu, kedua, untuk mencapai tujuan sebuah sistem memiliki fungsi-sungsi tertentu, ketiga, untuk menggerakan fungsi, suatu sistem harus ditunjang oleh berbagai komponen.
a.      Setiap sistem bertujuan
Tujuan keberadaan kendaraan sebagai suatu sistem, adalah agar dapat mengantarkan penumpangnya lebih cepat, aman, dan nyaman. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikannya. Jadi dengan demikian, setiap sistem mesti memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itukah yang menggerakkan sistem.
b.      Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Agar suatu kendaraan dapat mengantarkan penumpangnya lebih cepat dan aman, mesti memiliki fungsi pengaturan penggerak, fungsi pengatur arah, dan sebagainya. Agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terus-menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
c.      Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya setiap sistem mesti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen-komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Agar fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru, dan lain sebagainya.
Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan memengaruhi sistem tersebut.
Keberadaan komponen beserta fungsinya, memiliki kedudukan sangat penting. Dapat dipastikan, tidak mungkin ada sistem tanpa adanya komponen. Ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem. Dibawah ini sifat-sifat tersebut dijelaskan secara singkat.

Pertama, dilihat dari fungsinya setiap komponen itu ada komponen yang bersifat integral dan ada komponen yang tidak integral. Komponen integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri. Artinya manakala komponen itu hilang, maka akan hilanglah keberadaan suatu sistem.
Komponen tidak integral sama dengan komponen pelengkap. Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan memengaruhi keberadaan suatu sistem, walaupun mungkin akan menganggu perjalanan sistem itu sendiri.

Kedua, setiap komponen dalam suatu sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi, saling memengaruhi, dan saling berkaitan. Semua komponen yang membentuk sistem harus berfungsi dengan baik, sebab manakala salah satu komponen terlepas dari komponen lainnya, atau tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan merusak sistem secara keseluruhan.

Ketiga, setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang bermakna. Dalam suatu sistem komponen-konponen itu bukan hanya bagian-bagaian yang terpisah, akan tetapi satu kesatuan yang bermakna.  Setiap komponen dalam satu sistem merupakan suatu kesatuan yang utuh yang tertata pada tempatnya.

 Keempat, setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen-komponen dalam suatu sistem pada dasarnya adalah subsistem dari suatu sistem. Ini berarti komponen-komponen itu pada dasarnya membentuk sistem tersendiri yang lebih kecil. Misalnya sekolah adalah sebagi suatu sistem, yang merupakan subsistem dari sistem pendidikan.


Sistem Pendidikan Indonesia Terendah


Sistem Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia Kompas.com - 27/11/2012, 15:11 WIB KOMPAS.com — Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam. Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki "budaya" pendidikan. Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas. Gambaran perpaduan itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan peringkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam peringkat ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.

Artikel ini telah tayang di 
Kompas.com dengan judul "Sistem Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia", https://edukasi.kompas.com/read/2012/11/27/15112050/Sistem.Pendidikan.Indonesia.Terendah.di.Dunia