Tuesday, October 25, 2016

TRI PUSAT PENDIDIKAN

Tri Pusat Pendidikan
1.    Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga (Tri Pusat pendidikan) yaitu:
a.    Keluarga
b.    Masyarakat
c.    Sekolah
Analisis saya tentang Tri Pusat Pendidikan dalam hubungan dengan perkembangan intelektual dan moral peserta didik yang telah dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara adalah ketiganya sangat berpengaruh, yang pertama adalah keluarga, karena keluarga adalah tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar dalam perkembangan anak baik perkembangan intelektual dan moral peserta didik. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar berpengaruh terhadap perkembangan intelektual peserta didik, anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang berpendidikan akan berbeda intelektualnya dengan anak yang berasal dari keluarga yang berpendidikan kurang. Sedangkan anak yang berasal dari keluarga orang-orang baik, maka anak akan memiliki moral yang baik pula. Semuanya berasal dari bagaimana kondisi keluarga yang dapat membentuk anak ingin dibawa kemana, karena dalam kata tabula rasa yang dinyatakan oleh John Locke adalah “Anak seperti kertas putih”. Keluarga laah yang membentuk anak akan menjadi seperti apa, dan bagaimana.
Yang Kedua adalah Masyarakat. Hubungan masyarakat dengan perkembangan intelektual dan moral peserta didik karena lingkungan masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangannya, seperti perkembangan intelektual dan moral peserta didik (Ki Hajar Dewantara).
Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya/perkembangan intelektualnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.
Sedangkan dalam moral antara peserta didik yang berada di kota, yaitu biasanya moral anak kurang bagus, akibat kondisi masyarakat yang sudah terpengaruh akibat pergaulan globalisasi. Sedangkan pada peserta didik yang berada di desa biasanya moral anak cenderung baik, akibat kondisi masyarakat dan lingkungannya yang masih kentalnya nilai-nilai gotong royong, sopan santun, dll.

Yang ketiga adalah lingkungan sekolah. Hubungan lingkungan sekolah dengan perkembangan intelektual dan moral peserta didik karena sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan, pengaruhnya besar sekali pada peserta didik, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya (Ki Hajar Dewantara). Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir atau perkembangan intelektual serta moral anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda dengan kepribadiannya(moral)  dengan anak yang masuk STM. Demikian pula dengan yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya atau perkembangan intelektualnya dengan orang yang tidak bersekolah. Dari segi tata bahasa maupun sikap dan perlakuannya.
2.    Teori perkembangan menurut Vygotsky. Vygotsky dikenal sebagai seorang ahli psikologi pendidikan yang memperkenalkan teori sosiobudaya. Teori ini juga merupakan teori gabungan antara kognitif dan sosial. Teorinya ini juga menyatakan bahwa perkembangan kanak-kanak bergantung kepada interaksi kanak-kanak dengan orang ada di sekitarnya yang menjadi alat penyampaian sesuatu budaya yang membantu mereka membina pandangan tentang sekelilingnya.
Maksudnya adalah guru sangat besar berpengaruh kepada perkembangan anak, karena orang tua kedua bagi anak yaitu guru. Seorang guru harus aktif, harus lebih memahami psikologis peserta didiknya. Apa yang disampaikan guru harus jelas agar dapat diterima oleh peserta didik.
Dalam mengucap dan berperilaku yang dilakukan guru, itulah yang akan diterapkan oleh peserta didik.
Karena dalam pribahasa pun mengatakan bahwa “Guru kecing berdiri, murid kencing berlari”.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pernan guru, yaitu persepsi dan kebudayaan. Persepsi secara sederhana merupakan cara untuk memandang atau menginterprestasikan apa yang ada disekeliling. Persepsi guru terhadap anak akan sangat berpengaruh bagaimana guru akan berperan nantinya. Contohnya guru yang menggangap anak-anak adalah anak yang kuat, energik, unik. Maka guru akan menempatkan dirinya sebagai mitra, pengamat, pembimbing, pengarah dan juga pendukung. Peserta didik akan menentukan pembelajaran sesuai dengan minatnya, guru sekedar mengamati dan mendorong pada saat anak kehilangan minatnya.

Yang kedua adalah budaya, seorang guru bisa mengapresiasi budaya setempat menjadi ikon yang bisa dibanggakan dan tidak memisahkan budaya dengan pendidikan. 

No comments:

Post a Comment