Friday, September 6, 2019

Mengulas buku persaudaraan 3 agama "Millah Ibrahim" dalam tafsir Al-Mizan

Millah Ibrahim 'Persaudaraan 3 Agama'       Nabi Ibrahim a.s. adalah abul-anbiya atau bapaknya para nabi. Kenapa dikatakan hal tersebut?. Dari kedua anaknya, Nabi Ismail dan Nabi IShaq, lahirlah para nabi, antara lain Yaqub, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad. Dari fakta ini, kita bisa menyimpulkan bahwa aham Islam merupakan agama fitrah yang telah disampaikan sejak masa Nabi Adam dan dilanjutkan nabi serta rasul selanjutnya. Dan nabi Muhammad menyampaikan Islam sebagai bentuk final dari "Islam" yang dibawa oleh nabi-nabi Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, merupakan kelanjutan dari pesan universal yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Islam yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya bukan berarti sama atau berbeda dengan Islam yang dibawa oleh nabi-nabi terdahulu, bedanya yaitu dalam bentuk syariatnya dan lebih diperluas dalam setiap aspek.
Kenapa Ibrahim disebut pula sebagai bapaknya para nabi? Sebagaimana diketahui bahwa ketiga agama tersebut yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam semua bermuara pada Ibrahim. Kristen dibawa oleh Isa melalui jalur Yaqub, Ishaq, dan Yahudi dibawa oleh Musa, dan Islam dibawa oleh Muhammad melalui jalur Ismail. Semua agama meneruskan ajaran yang dibawa oleh Ibrahim.
Pernahkah kalian mendengar bahkan melihat tayangan mengenai kisah para nabi Ibrahim? Beliau seorang anak laki-laki yang ditakuti oleh penguasa pada saat zamannya yaitu raja Nambrud. Seorang anak laki-laki yang begitu antusias dan memiliki daya pikir luar biasa mengenai intensitas ketuhanan. Bisa dikatakan kalau Ibrahim mengajarkan untuk berfilsafat dan menyimpulkan bahwa Tuhan itu maha besar, Tuhan itu Esa (satu), tiada tandingannya, yaitu Allah SWT.
       Meski tiga agama tersebut mengklaim telah meneruskan dan memelihara agama Ibrahim, namun dalam historisnya, setiap agama tersebut memiliki potensi yang sama untuk memyimpang, terutama secara normatif. Ibrahim dan kedua anaknya menemukan satu Tuhan (monoteis) dan menolak penyembahan berhala. Ibrahim dipandang sebagai monoteis sejati yang menolak adanya Allah yang lain. Oleh karena itu, agama Yahudi dikenal sebagai agama pertama di dunia yang memperkenalkan bahwa hanya ada satu Tuhan. Sama halnya dengan Kristen, mereka menyebutnya dengan Abraham, mereka mengakui bahwa Ibrahim adalah orang pertama kali yang mengenal satu Tuhan. Demikian juga umat Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad. Bila semua mengakui dan menyelakati bahwa Ibrahim sebagai "Bapa Monoteis", namun pada saat yang sama, tiga penganut agama itu juga masing-masing menganggap diri sebagai ahli waris sah "agama Ibrahim".
Ibrahim dilahirkan pada zaman masyarakat yang polites. Realitas masyarakat yang menyembah berhala. Dari penyataan tersebut bukan berarti masyarakat tidak mengakui tuhan, bahkan mengingkari tuhan, tapi cara mereka mengakuinya dengan perwujudan melalui perantara yaitu patung-patung. Dan pemaparan beberapa ustadz sering menyebutkan bahwa ketika ada alat/perantara disuatu ruangan atau rumah, bisa jadi malaikat pun enggan masuk.
Penting untuk dicatat bahwa pada fase ketika Ibrahim meninggalkan agama kaumnya dan kampung halamannya, sudah mulai muncul kata kafir. Ketika nabi Ibrahim memutuskan hijrah ke Palestina, ia menikahi Sarah yang masih anak pamannya sendiri.
       Palestine merupakan tempat subur dalam melahirkan para nabi. Dari Palestina tiga agama besar dunia kuali tumbuh dan berkembang keseluruh dunia. Selain subur, barangkali karena letaknya yang strategis, Palestina terus menjadi arena perebutan kekuasaan sekaligus menjadi salah satu negara yang banyak tergantung pada bantuan asing hingga saat ini. Dengan slogan "bumi yang diberkahi Allah" yaitu Palestina.
Meskipun masing-masing pemeluk agama tersebut mengakui kebenerannya, namun jaminan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai klaim yang pasti dan perdebatan tanpa dasar diantara tiga agama. Sebab keputusan akhirnya ada pada Allah nanti diakhirat. Ini artinya, siapa pun tidak boleh mengklaim bahwa hanya diri dan kelompoknya yang sama akan masuk surga, sebagaimana klaim orang Yahudi dan Nasrani. Selamat atau tidaknya seseorang tergantung keputusan Allah.
Semoga bangsa kita walaupun berbeda keyakinan, tetapi sama satu tujuan. insyaallah